12 September 2008

YEL-YEL PATTIMURA

Musik : Aura Kasih

Project POP (bukan superstar)





Belajar dan mengaji sesuai perintah nabi
hormat patuh dan tunduk pada guru dan ortu
kita tak lupa sholat belajar dan berdoa
supaya nanti kita dapat ridho Ilahi

Pattimura is the Winer Class
Pattimura is the super Class
Pattimura is the star class

Kalau digabungin Pattimura Superstar

Andai kami Gus Pur
Wes pati pantang mundur
Tapi kenyataan kami pelajar Al Irsyad
kami mau kau mengharagai kami apa adanya......

Kami pattimura pintar dan terkenal
Kami pattimura yang punya banyak akal
Kami pattimura Kami baik hati
Pattimura Juara ya jelas sudah pasti

PATTIMURA!!!
VINI VIDI VICI OK!

EKSKUL Buat yang Pengen Trampil

Guys... pada dah tau belum kalau Ekskul alias ekstrakulikuler tu penting banget buat kita. Selain buat nambah waktu kita yang senggang bisa juga nambah pengetahuan kita seputar ekskul yang kita ikutin. Disamping itu dengan ekskul kita bisa ketemu kakak kelas maupun adek kelas kita, so temen kita jadi nambah.

Di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, eksukul tu ada banyak banget, contohnya sepak bola (cocok bagi yang pengen jadi pemain bola) , futsal (bagi yang suka main bola tapi takut kepanasan or gampang capek ikutnya ekskul ni aja) basket, badmintoon, wushu, bahasa jepang, bahasa mandarin, desain grafis, blogger, tilawah, musik, apa lagi ya, pokoknya masih ada lagi deh.

ooh ya, di SMP Al Irsyad bagi anak yang beasiswa hanya diberikan beberapa ekskul saja supaya dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas anak tersebut. kalau gak salah ekskulnya ada Indonesian Club, English club, Saintika club, Matematika Club, dan yang terakhir KIR (karya ilmiah Remaja).

Indonesian Club
Kalau di Indonesian Club kita bakal diajari bikin puisi, cerpen, pidato, dll. Di Indonesian Club kita bakal diajari supaya tampil lebih PD. Di Indonesian club kita juga bakal diajari bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD.

English club
English Club??? Iaa english club... dah pada tau donk english club itu apa. Di English club kita bakal diajari ngomong pake bahasa inggris buat story telling, speech, debate, pa lagi yaah... ahh pokoknya kalau kamu suka ma bahasa inggris n' pengen faseh kaya cinta laura masuk English Club aja.

Saintika Club
Hi, para penerus Einstein. Ada kabar gembira neeh. Sekarang dah ada ekskul saintika club, disini kita diajari biologi, fisika, dan kimia. Eittss... jangan BeTe dulu jangan negative thinking dulu. Pasti kalian kira bakalan bikin bored. Di Saintika Club dijamin Asyikkk.... Coba aja kalau mau masuk.

Matematika Club
Matematika=Pelajaran paling rumit n' sulit. Siapa bilang... Di matematika club, belajar matematika akan terasa mudah dan menyenangkan. Al Jabar, Penjumlahan, Perkalian, Pembagian, Pengurangan, Bangun Datar, Bangun Ruang, semuanya lewat...

KIR
KIR K=Karya I=Ilmiah R=Remaja... Karya Ilmiah Remaja??? Apaan tuh?? KIR itu ekskul yang bakal ngajarin kita buat bikin karya ilmiah atau semacam laporan gitu dehhh... Karya Ilmiah itu berguna banget lhoo... Ntar kalau kita dah jadi mahasiswa dan dah di semester akhir kita bakalan ditugasin untuk bikin skripsi. Skripsi itu hampir sama dengan karya ilmiah. SO, buat calon-calon mahasiswa kudu prepare.

Gimana??? bingung mau pilih ekskul apa??? Gak usah bingung,, pilih aja yang sesuai sama keinginan kamu. Kalau masih bingung juga tanyain ama ortu or temen kamu ekskul mana yang cocok buat kamu. Kalau perlu lakuin sholat Istikhoroh (alah)... Pokoknya pilih ekskul sesuai hati nurani kamu... OK!

11 September 2008

Sejarah Taekwondo



Yang belum kenal yang namanya Taekwondo nih… Ekstra kurikuler wajib kita.

Taekwondo yang kita kenal sekarang , mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah Bangsa Korea , dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea.Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dpt dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang.

1.Pada Masa Kuno
    • Asal Mula Taekwondo
      Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai ‘Subak” , “Taekkyon”, ” Takkyon” , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti ” Hwarangdo” di Silla dan “Chouisonin ” di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut ” Muye Dobo Tongji ” menyebutkan : ” ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat “.
    • Koguryo’s ’sonbae’ dan Taekkyon
      Koguryo yang berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara, membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut ‘Sonbae’, yang artinya laki - laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung / perang . Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah , tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakan nya dengan acara - acara kontes tarian pedang, memanah, subak ( Taekkyon ) dan sebagainya. Kontes Subak ( Taekyon ) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Takkyon ( Taekwondo ), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.
    • Shilla’s ‘Hwarang” dan Taekkyon
      Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. ” Hwarangdo” adalah tipe beladiri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem beladiri ” Sonbae ” dari Koguryo. Anggota - anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur dlm perang. Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang - orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang , sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan , dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak ( bentuk dari Taekwondo kuno ), bermain pedang, berkuda dan bermain ” Sirum” / gulat gaya Korea. Diwaktu damai, hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan & benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil - kuil, digambarkan dengan adegan laki - laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang . Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla ” Subak” dan “Taekkyon” tampak / muncul bersamaan , dan keduanya menandakan bahwa teknik - teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.
    • Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
      Seni bela diri Taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata tertulis juga di Shilla, dibuktikan dengan : i. “Hwarang ” ( Sonrang ) di Shilla mempunyai arti kata yang sama dengan “Sonbae” di Koguryo jika ditinjau dari sudut etymology. ii. Keduanya memiliki sistem organisasi dan hirarki yang sama. iii. Menurut catatan sejarah, Sonbae di Koguryo digunakan dalam kompetisi Taekkyon saat perayaan nasional, hwarang di Shilla juga memainkan Taekkyon ( Subak,dokkyoni, atau taekkoni ) dalam perayaan seperti “palkwanhoe” dan “hankawi”, hal ini menunjukkan perkembangan secara sistematis teknik beladiri kuno ke Taekkyon / Sonbae yang menjadi dasar seni beladiri di Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi. Mulai abad ke 4 sesudah masehi seni beladiri ini makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah / perguruan seni beladiri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan kaki.
2. Masa Pertengahan
Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut “Subakhui”, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.

3.Masa Modern
Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang memuat gambar - gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.

4.Masa Sekarang

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.

Hukum Penggunaan Ilmu Hisab dalam Penentuan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal


Hukum Penggunaan Ilmu Hisab dalam Penentuan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

I. Pengantar

Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam yang memiliki banyak nilai keutamaan. Pada bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh. Dengan puasa itu pula, keimanan dan ketaqwaan setiap insan muslim akan di uji. Jika insan muslim berhasil menggunakan waktu ibadah pada bulan Ramadhan dengan sebaik mungkin, maka ia akan keluar dari bulan Ramadhan seperti halnya seorang anak yang baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Ia memasuki bulan Syawal menjadi orang yang bersih dari titik-titik dosa.

Pada tanggal 1 Syawal, seluruh umat Islam di dunia akan merayakan hari kemenangan. Menang dari berbagai godaan setan selama satu bulan. Menang karena dia telah menjalani sebuah latihan spiritual yang akan membawanya kepada kebersihan hati dan kelapangan jiwa. Menang karena seluruh dosa yang melekat pada dirinya telah dicuci bersih, dan dia kembali membuka lembaran baru untuk melangkah pada hari-hari berikutnya. Pada hari ini, Allah mengharamkan umat Islam untuk berpuasa. Hari ini benar-benar hari kebahagiaan bagi setiap insan muslim yang telah berhasil menjalani berbagai ujian dan cobaan serta latihan spiritual selama bulan suci Ramadhan.

Kenyataannya, meski semua sepakat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan puasa bagi seluruh umat Islam, serta tanggal 1 Syawal merupakan hari yang diharamkan berpuasa, namun umat Islam masih sering terjadi selisih pendapat mengenai awal dari kedua bulan tersebut. Tidak jarang dalam satu negara, satu kampung, bahwa satu keluarga memulai Ramadhan dan berlebaran di hari yang berbeda.

Perbedaan itu muncul sesungguhnya dari perbedaan para ulama dalam menggunakan sarana untuk menentukan awal dari bulan Ramadhan dan Syawal. Sebagian ulama memilih rukyah, sebagian lagi memilih hisab, dan ada pula yang menggabungkan antara rukyat dan hisab. Dalam rukyah sendiri masih terbagi menjadi beberapa aliran, sebagaimana dalam hisab juga terdapat beberapa aliran. Khusus untuk ilmu hisab, ada sebagian ulama yang menganggap bahwa penggunaan ilmu hisab dalam menentukan waktu-waktu ibadah, termasuk juga penentuan awal Ramadhan diharamkan. Tentunya ini berdasarkan dari pemahaman mereka terhadap berbagai dalil naqli yang dijadikan sebagai sandaran bagi ijtihad mereka.

Benarkah penggunaan ilmu hisab diharamkan?. Di bawah ini, penulis akan sedikit memaparkan tentang pandangan para ulama mengenai hukum menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal dengan menggunakan ilmu hisab.

Astronomi atau ilmu falak adalah ilmu tentang matahari, bulan, bintang dan planet-planet lainnya. Astrologi adalah ilmu perbintangan yang dipakai untuk meralam dan mengetahui nasib orang.

Prinsip wilayatul hukmi adalah salah satu dari paham fikih. Menurut imam Hanafi dan Maliki, penanggalan Qamariyah harus sama di dalam satu wilayah hukum suatu negara; inilah prinsip wilayatul hukmi. Sedangkan menurut imam Hambali, kesamaan tanggal Qamariyah ini harus berlaku di seluruh dunia, di bagian bumi yang berada pada malam atau siang yang sama. Sementara itu, menuru imam Syafi’i, penanggalan Qamariyah ini hanya berlaku di tempat-tempat yang berdekatan, sejauh jarak yang dinamakan mathla’. Inilah prinsip mathla’ madzhab Syafi’i.

II. Dalil Tidak Diperbolehkannya Menggunakan Ilmu Hisab

  1. Dalil Naqli

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Artinya: Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Berpuasalah karena kamu melihat hilal, dan berbukalah karena kamu melihat hilal. Jika kamu terhalang oleh kabut, maka sempurnakanlah jumlah bilangan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.” (HR. Bukhari)

Secara jelas hadis di atas menerangkan kepada kita bahwa untuk menentukan awal bulan Ramadhan atau Syawal adalah dengan rukyah. Jika tidak dapat rukyah karena langit terhalang mendung, umat Islam cukup menyempurnakan bilangan Sya'ban menjadi tiga puluh hari.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لَا نَكْتُبُ وَلَا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ وَمَرَّةً ثَلَاثِينَ

Artinya: Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi yang tidak dapat menulis dan menghitung. Jumlah bulan ini seperti ini dan seperti ini dan seperti ini, maksudnya, satu bulan terkadang jumlahnya dua puluh sembilan hari dan kadang kali tiga puluh hari”.

Hadis di atas menerangkan bahwa umat Islam adalah umat yang tidak dapat membaca dan menghitung. Untuk itu sebagai sarana termudah terutama untuk mengetahui awal bulan adalah dengan cara rukyah.

َقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

Artinya: Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah kalian semua berpuasa sehingga kalian melihat hilal, dan janganlah kalian berbuka sehingga kalian melihat hilal. Jika hila tertutup awan, maka hitunglah bulan itu”.

Hadis di atas dapat dipahami bahwa puasa dilarang sebelum hilal benar-benar dapat dilihat. Dalam hadis di atas menggunakan huruf lâm nahiy yang berarti larangan. Sementara dalam kaidah ushuliyyah dikatakan: Larangan menunjukkan makna haram, kecuali jika terdapat indikasi. Imam al-Sindi memberikan catatan bahwa dengan hadis ini menerangkan haramnya puasa sebelum melihat hilal dan tidak ada kewajiban puasa sebelum hadirnya hilal.

فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

Artinya: “Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah.” (QS. Al-Baqarah :185)

Ayat di atas dapat dipahami bahwa setiap orang Islam yang menyaksikan hilal pada bulan Ramadhan, maka umat Islam sudah diwajibkan berpuasa.

  1. Dalil Aqli

Puasa adalah ibadah, sebagaimana shalat dan haji. Sementara waktu ibadah sudah ada keterangannya yang jelas dari Syariat. Dengan demikian, menggunakan ilmu hisab dalam hal yang berkaitan dengan ibadah tidak dibenarkan.

Syarat sahnya rukyat

  1. Dilaksanakan saat keadaan udara cerah dan tidak ada penghalang apapun (faktor-faktor lain yang menyebabkan tidak dimungkinkan bulan terlihat).
  2. Harus diperhitungkan juga tempat yang digunakan untuk melihat dan mengamatinya. Begitu juga diperhitungkan ketinggian tempat tersebut.
  3. Orang yang melihat harus orang yang adil, sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Syari’at.
  4. Matanya harus dalam keadaan sehat.
  5. Dia harus orang yang sudah terlatih di dalam masalah ini, paling tidak dia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
  6. Tidak dipengaruhi faktor-faktor kejiwaan yang mengganggu proses pengamatan.

III. Dalil Diperbolehkannya Menggunakan Ilmu Hisab.

1.Dalil Naqli

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji". (QS. Al-Baqarah:189)

Ayat di atas menunjukkan bahwa perputaran bulan merupakan petunjuk dari waktu ibadah haji dan juga ibadah lainnya.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya: "Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus: 5)

Ayat di atas menunjukkan bahwa peredaran matahari dan bulan dapat dijadikan pedoman bagi umat manusia untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ َ

Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka berpuasalah.” (QS. Al-Baqarah: 185)

شَهِدَ dalam bahasa Arab memiliki empat makna:

1. أخبر (memberikan informasi)

شهد أعرابي عند رسول الله بأنه أهل الهلال بالأمس

“Salah seorang pedalaman memberikan informasi kepada Rasulullah bahwa dia melihat hilal kemarin.”

2. أطلع علي الأمر و عنايته (melihat sesuatu)

شهدت فلانا يصلي في المصلى

“Aku melihat si fulan shalat di masjid.”

3. حضر (Menghadiri)

شهدنا العيد

“Kami menghadiri shalat Id.”

4. علم (menyatakan atau mengetahui)

شهد الله أنه لا إله إلا هو

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia.”

Dalam ayat di atas boleh digunakan empat makna tersebut secara keseluruhan, atau juga bisa satu dari empat makna tadi. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengkalim bahwa makna شَهِدَ adalah menyaksikan saja dengan mengabaikan makna lainnya.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Artinya: Nabi bersabda:Berpuasalah karena kamu melihat hilal, dan berbukalah karena kamu melihat hilal. Jika kamu terhalang oleh kabut, maka sempurnakanlah jumlah bilangan bulan Sya'ban menjadi 30 hari”.

الرأية memiliki beberapa makna

1. العلم بالشئ (mengetahui sesuatu)

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

Artinya: "Apakah kamu (Muhammad) tidak mengetahui bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah.” (QS. Al-Fil:1)

2. التقدير العقلي (perkiraan dengan akal pikiran)

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" (QS. Al-Shâffât:102).

3. الحسابات العلمية البحتة و التجارب المعملية (perhitungan secara ilmiah dan eksperimen di laboratorium)

وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Artinya: “Dan orang-orang yang diberi ilmu berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Saba: 6)

4. البصر (melihat dengan mata)

وَأَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَا مُوسَى لَا تَخَفْ إِنِّي لَا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُونَ

Artinya: “’Dan lemparkanlah tongkatmu’. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh".Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku.” (QS. Al-Naml:10)

5. التذكير (mengingatkan sesuatu)

قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا

Artinya: “Muridnya menjawab: 'Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali'". (QS. Al-Kahfi:63).

6. الؤيا المنامية (bermimpi)

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!'". (QS. Al-Shâffât:102).

Jika kita lihat, bahwa penggunaan kata الرأية di atas, memiliki berbagai makna tergantung dari konteks ayat tersebut. Hanya saja yang perlu dipahami adalah bahwa kita tidak dapat mengikat makna الرأية pada satu makna saja mana, yaitu melihat dengan mata telanjang, kecuali dalam konteks nas terdapat indikator yang menunjukkan kepada makna tersebut. Sementara perintah الرأية dalam menentukan awal Ramadhan atau Syawal, tidak terdapat satu pun indikator yang hanya menunjukkan pada satu makna saja, yaitu melihat dengan mata. Dengan demikian, الرأية bisa berarti melihat dengan mata, atau juga melihat dengan menggunakan akal pikiran. Penggunaan ilmu hisab untuk menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal pada hakikatnya adalah bagian dari rukyah. Hanya ia bukan rukyah dengan mata telanjang, namun rukyah dengan ilmu pengetahuan.

َقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

Rasulullah Saw. Bersabda: “Janganlah kalian semua berpuasa sehingga kalian melihat hilal, dan janganlah kalian berbuka sehingga kalian melihat hilal. Jika hilal tertutup awan, maka hitunglah bulan itu”.

Dalam hadis di atas dikatakan bahwa jika pada akhir Sya'ban langit terhalang sesuatu, maka Rasulullah memerintahkan kita untuk menghitung bilangan pada bulan tersebut. Kata فَاقْدُرُوا oleh imam Ibnu hajar dan imam Ahmad diartikan sebagai hitungan (فحسبوه).

Menurut Ibnu Qudamah, فَاقْدُرُوا (ukurlah ia) mengandung makna

  1. fakmilu: sempurnakanlah hitungan 30 hari.
  2. fahsibu: hisablah, lakukan perhitungan.
  3. fadhayyiqu: ambillah yang singkat.

Hanya saja, arti harfiyah فَاقْدُرُوا yang merupakan arti paling tersurat dan paling generic adalah “ukurlah”, yaitu perintah untuk melakukan pengukuran. Makna ini berhubungan erat dengan kata yang sama di dalam surat Yunus ayat 5:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya: "Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus: 5)

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لَا نَكْتُبُ وَلَا نَحْسُبُ الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ وَمَرَّةً ثَلَاثِينَ

Artinya: Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi yang tidak dapat menulis dan menghitung. Jumlah bulan ini seperti ini dan seperti ini dan seperti ini, maksudnya, satu bulan terkadang jumlahnya dua puluh sembilan hari dan kadang kali tiga puluh hari”.

Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw. Diutus di tengah-tengah orang yang tidak dapat membaca dan menghitung. Ini bukan berarti bahwa umat Muhammad Saw. adalah umat yang selamanya bodoh yang tidak pandai baca tulis. Perhitungan bulan yang sangat sederhana sebagaimana diberitahukan Rasulullah, memang sangat cocok untuk umat Islam masa itu. Hanya saja, hadis tersebut mengandung illah, yaitu tentang umat yang tidak dapat membaca dan menghitung. Dalam kaidah ushul dikatakan

الحكم يدور مع علته وجودا و عدما

Ketentuan hukum akan sangat bergantung kepada illah.

Jika illah tersebut telah hilang, maka hukum pun akan berubah. Demikian halnya dengan hadis di atas, mana kala umat Muhammad Saw. sudah dapat membaca dan menghitung, maka yang harus digunakan adalah perhitungan bulan dengan hitungan tersebut. Dengan kata lain, bahwa tidak menghisab bil ilmi itu dikarenakan tidak bisa, seandainya bisa maka metode hisab bil ilmi itu yang akan digunakan oleh Nabi Saw. untuk menetapkan kapan hadirnya hilal, atau dengan metode wujudul hilal. Itulah cara yang utama untuk menetapkan awal bulan itu. Karena keterbatasan fasilitaslah sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan metode ini pada saat itu. Maka Rasulullah Saw. memberikan sebuah solusi dengan cara melihat hilal fil fi’li/

bil aini. Sekaligus pernyataan Rasulullah tersebut menepis suatu anggapan bahwa Rasulullah Saw. Tetap tidak mau menggunakan hisab meskipun para sahabat pada saat itu orangnya pintar-pintar dan ilmu hisab itu sudah ada.

2. Dalil Aqli

  1. Puasa adalah ibadah sebagaimana shalat dan haji. Waktu ibadah tersebut memang sudah ditentukan oleh Syariat. Hanya saja, sarana mengetahui waktu dapat berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian, menggunakan ilmu hisab untuk mengetahui waktu ibadah dibolehkan. Kenyataannya, seluruh ulama sepakat menggunakan ilmu hisab dalam menentukan waktu shalat. Puasa adalah ibadah seperti halnya shalat. Dengan demikian, menentukan awal bulan puasa juga dapat menggunakan ilmu hisab sebagaimana shalat.
  2. Melihat hilal dengan menggunakan ilmu pengetahuan (ilmu hisab) menghasilkan nilai yang bersifat qath’i, sementara sesuatu yang qath’i harus lebih di dahulukan dari pada yang zanniy.
  3. Rukyah dengan mata telanjang juga mempunyai kelemahan. Setidaknya, rukyah sangat bergantung pada psikis, fisik dan kondisi udara perukyah.
  4. Selain awan yang dapat menghalangi pandangan, di udara banyak partikel atau butiran kecil yang menghabat pandangan, yaitu partikel yang berasal dari air (hidrometeor), misalnya kabut, mist (kabut tipis) dan hujan dan partikel lainnya (litometeor), misalnya debu dan asab. Partikel pencemar udara juga dapat mengganggu pandangan. Partikel-partikel ini mempunyai dampak terhadap pandangan sebagai berikut:

a. Mengurangi cahaya

b. Mengaburkan citra dari benda yang diamati.

c. Menghamburkan cahaya.

IV. Kriteria Wujudul Hilal

Menurut Bapak Sutrisno Muliawan Syah (Dewan Hisab dan Rukyat Pimpinan Pusat Persis) bahwa ada beberapa kriteria yang dimiliki wujudul hilal untuk mengantisipasi beberapa kemungkinan:

  1. Jika ketinggian hilal telah mencakup seluruh negeri, maka besoknya diputuskan masuknya tanggal bulan hijriyah.
  2. Bila garis tanggal/garis ketinggian hilal membelah suatu negeri maka daerah yang belum nampak (masih negatif) mengikuti yang sudah nampak dengan alasan karena masih dalam batas wilayatul hukmi. (maka putusan ada di tangan menteri agama sebagai qadhi qudhat/ hakim penentu yang berkompeten untuk memutuskannya, yang jelas esoknya dinyatakan masuk tanggal bila hilal positif di atas ufuk mar’i).
  3. Menteri dalam kondisi di atas (no.1) harus melihat bahwa negerinya merupakan wilayatul hukmi.

V. Munaqasyah dan Tarjih

  1. Di lihat dari dua argumentasi di atas, yaitu antara yang membolehkan dan melarang, dalil yang digunakan bagi orang yang membolehkan lebih kuat. Hal ini dilihat dari makna rukyah dalam al-Quran yang kenyataannya tidak hanya memiliki satu makna saja.
  2. Selain itu, dalam al-Quran secara jelas juga banyak menyebutkan mengenai salah satu tujuan daripada peredaran bulan, bumi dan matahari, yaitu untuk mengetahui hitungan waktu dan tahun, termasuk di dalamnya hitungan waktu ibadah.
  3. Di masa-masa awal Islam terutama di zaman Nabi Muhammad Saw. bahkan pada generasi sesudahnya, penerapan awal bulan Qamariyah khususnya awal Ramadhan selalu didasarkan atas metode rukyatul hilal, tepatnya melihat bulan sabit dengan mata telanjang. Kalau karena satu dan lain hal terganggu dan karena rukyatul hilal tidak mungkin dilakukan, maka dengan sendirinya rukyatul hilal ditiadakan atau tidak dilakukan. Kompensasi atau jalan keluar yang diberikan untuk mengantisipasi itu, penetapan awal bulan Ramadhan harus dilakukan dengan cara menyempurnakan atau tepatnya menggenapkan bilangan bulan Sya’ban yakni menjadi 30 hari. Barulah keesokan harinya umat Islam berpuasa Ramadhan. Ketentuan ini jelas-jelas tertera pada periwayatan hadis di atas yang satu sama lain saling mendukung dan melengkapi.
  4. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang nyata-nyata merupakan karunia Allah Swt. juga, selain dimungkinkan menggunakan alat-alat bantu seperti teropong (al-marâshid) dan lain-lain yang lebih meyakinkan pengelihatan mata. Sebatas ini, umumnya ulama atau bahkan seluruh ulama membolehkan pelibatan alat-alat teropong dan ilmu hisab dalam melakukan kegiatan rukyatul hilal; tetapi dalam fungsinya sebagai alat bantu atau penguat semata-mata, bukan kapasitasnya sebagai penentu. Dan karenanya, maka penetapan awal bulan Ramadhan berdasarkan ilmu hisab tetap ditolak oleh kebanyakan ulama jika kegiatan hisab dilakukan secara mandiri tanpa menyertakan rukyah yang menjadi andalannya.
  5. Dalam perjalanan selanjutnya, seiring dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, serta kecanggihan ilmu falak, perlahan-lahan namun pasti tidak sedikit ulama yang kemudian membolehkan penetapan awal bulan Ramadhan khususnya dan bulan-bulan Qamariyah yang lain pada umumnya dilakukan berdasarkan hasil ilmu hisab dan ilmu falak semata-mata; tidak perlu lagi dilakukan dengan melibatkan rukyatul hilal. Jika perlu, hisab tidak hanya dilakukan untuk satu tahun takwim berkala, akan tetapi bulan Qamariyah khususnya awal Ramadhan dan Syawal sudah ditentukan sedini mungkin dengan bertumpu kepada ilmu hisab dan ilmu falak. Pendapat ini didasarkan pada semangat dari penyariatan (ruh al-tasyrîi) sejumlah ayat di atas yang pada intinya Allah menciptakan matahari dan bulan yang diantara tujuan dan fungsi utamanya ialah untuk menetapkan prihal bilangan tahun dan bulan bahkan pekan dan hari. Belum lagi memperhatikan kondisi obyektif ayat-ayat al-Quran itu sendiri yang secara lugas mendorong manusia muslim untuk menggali ilmu-ilmu hisab dan falak.
VI. Penutup

Sebagai kesimpulan terakhir, bahwa penetapan awal bulan Qamariyah utamanya awal bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah boleh dilakukan dengan metode hisab di samping juga boleh menggunakan metode rukyah. Akan lebih baik manakala awal penetapan bulan Qamariyah dilakukan dengan cara kombinasi, dalam artian menggabungkan atau memadukan antara keduanya, yakni dengan hisab rukyah sekaligus atau rukyah hisab secara pararel. Hanya saja perlu dipertimbangkan masak-masak dari segi efisiensi tenaga, waktu dan terutama pembiayaannya.

Atas dasar ini maka sekiranya boleh diprediksikan, ke depan penetapan awal bulan Qamariyah berdasarkan pendekatan hisab akan semakin dianut banyak orang seperti halnya penetapan arah kiblat, waktu shalat dan hari-hari puasa. Semuanya telah digantikan dengan hasil-hasil rekayasa IPTEK dalam kaitan ini kompas dan jam.

Demikianlah kiranya sedikit mengenai pandangan ulama tentang hukum penggunaan hisab dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal. Meski pembahasan ini terlalu sederhana, namun setidaknya dapat memberikan sedikit titik terang mengenai sebab perbedaan pandangan ulama tersebut. Sikap kita kemudian adalah toleransi terhadap perbedaan. Toh kedua-duanya memiliki sandaran hukum. Hanya sebagai insan akademis tentu kita tidak boleh taklid buta, mengikuti perkataan “atasan” kita tanpa mengetahui argumentasi mereka.

Semoga dengan ini umat Islam tidak terpecah belah. Semoga antara satu dengan yang lainnya ada kesepahaman sehingga kita tetap dapat bersatu meski dalam bingkai perbedaan. Toh ulama kita terdahulu juga sering berbeda, namun mereka tetap dapat hidup berdampingan. Mereka sangat hormat terhadap pendapat yang dipegang oleh ulama lainnya. Fanatisme buta hanya akan membawa mudarât bagi umat Islam. Dan pada akhirnya, yang akan bersorak gembira adalah musuh-musuh Islam. Wallahu A’lam.

(Wahyudi Abdurrahim)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Dr. Amir Husain Hasan, al-Adillah al-Syar’iyyah fiy Itsbâti al-Syuhûr al-Arabiyyah bi al-Hisâbât al-Falakiyyah, Dâr al-Kitâb al-Dzahabiy, tanpa tahun
  2. Mamud Ahmad Syakir, Awa’il Syuhur al ‘Arabiyah, Hal Yajuzu Syar’an Itsbatuha bi al-Hisab al-Falaki, Maktabah Ibn Taimiyah-Kairo, cet.II, 1407 H
  3. Prof. Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman, Nahwu Shiyâghah Mabâdi’ al-Taqwîm al-Islâmiy al-Âlamiy
  4. ---------------------------------------------------, Sabâhah Fadhâiyyah fiy Âfâqi ‘Ilmiy al-Falak, Maktabah al-Azizi, Kuwait
  5. Dr. IR. H.S Farid Ruskanda, M.Sc, 100 Masalah Hisab dan Rukyat, APU, Gema insani press, Jakarta 1996
  6. Ahmad Zain an-Najah, MA, Metode Penggunaan Rukyat dan Hisab Serta Pengaruhnya terhadap Persatuan Umat, Makalah dalam Himpunan Putusan Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kairo Mesir
  7. Kamus Besar Bahasa Indonesia
  8. Sutrisno Muliawan Syah, Imkanur-rukyat atau Wujudul Hilal?, Makalah yang dipresentasikan pada acara Workshop Nasional Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Muhammadiyah
  9. Prof. Dr. H.M Amin Summa, S.H., M.A., Penentuan Awal Bulan Qamariyah Perspektif Muhammadiyah, Makalah yang dipresentasikan pada acara Workshop Nasional Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Muhammadiyah.

Bupati yang Pernah Memimpin Banyumas


PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582

1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
2. R. Ngabei Mertasura (1583-1600)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1601 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 - 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 - 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 - 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 - 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830)
Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18.
KPAA Gandasubrata (1913 - 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 - 01 - 1957 / 15 - 12 - 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 - 12 - 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 - 1998)
29.
Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
30. Drs. H. Mardjoko, M.M. (2008 - sekarang)

Sumber: banyumas.go.id

Babad Banyumas


BABAD BANYUMAS

Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum'at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.

Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).

Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah kekuasaan Raja Sultan Hadiwijaya. Alkisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahpahaman dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Pajang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.

Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII.
Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.

Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.

Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.

Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksosro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putri R. Baribin yang bungsu.

Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.

Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA.

Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah "BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA" artinya tahun 1582.
Bila diartikan dengan kalimat adalah "KEBAKTIAN DALAM UJUD KERJA SESEORANG PIMPINAN / MANGGALA MENGHASILKAN AKAN TERTATANYA ATAU TERBANGUNNYA SUATU PEMERINTAHAN"

Sumber: banyumas.go.id

Cara Windows XP Jadi Ngibrit



CARA WINDOWS XP JADI NGIBRIT!

TIDAK BOROS MEMORY

Teman-teman, ada cara ampuh biar XP kita jadi lari ngibrit dan tidak boros memori. Silakan klik start.run. ketik services.msc dan OK. Selanjutnya matikan (disabled) komponen-komponen berikut :

  • Alerter
  • Application Layer Gateway Service
  • Application Management
  • Automatic Updates
  • Background Intelligent Transfer Service
  • Clipbook
  • Distributed Link Tracking Client
  • Distributed Transaction Coordinator
  • Error Reporting Services
  • Fast User Switching Compatibility
  • IMAPI CD Burning COM Service
  • Indexing Service
  • IPSEC Service
  • Messenger
  • Net Log On
  • Net Meeting Remote Desktop Sharing
  • Network DDE
  • Network DDEDSDM
  • Portable Media Serial Number
  • Remote Desktop Help Session Manager
  • Remote Registry
  • Secondary Log On
  • Smartcard
  • SSDP Discovery Services
  • Telnet
  • Uninterruptible Power Supply
  • Universal Plug and Play Device Host
  • Upload Manager
  • Webclient
  • Wireless Zero Configuration
  • WMI Performance Adapter

Selamat mencoba!

Powered by Maghfira McAfee member of Pattimura Sindicate.


SUMPAH PATTIMURA MUDA



SUMPAH PATTIMURA MUDA

Demi asin lautan yang menghitamkan kulit ari
Kesetiaan adalah bahasa lumba-lumba yang mestinya di mengerti sebagai cinta
Nasib anak negeri yang hanya bertengger sebagai janji
Telah menjelma bisa pari sejak hati terlukai

Kami bukan ikan-ikan mati yang bisa dilempar sebagai tumbal negara ini
Demi kesetiaan berpuluh tahun yang hanya menorehkan luka
Anak-anak hitam, bau bia, bau laut kini memanen kata merdeka
Sekali berucap lawamena selebihnya parang dan salawaku akan berkibar

Bahasa perlawanan sejak Nuku hingga Pattimura adalah bahasa kesetiaan
Kepada negeri airmata dan darah tertumpah sesungguhnya karena cinta

Tetapi Jakarta…
Tetapi Jakarta telah menarik balik pabrik gula di Laimo
Jakarta telah mengambil stasiun oceanologi dan menaruhnya di Bali
Jakarta telah membiarkan kami sejak 19 Januari 1999 tanpa hati

Lalu kesetiaan macam apalagi yang harus kami beri
Untuk hanya sekadar jadi petinju dan penyanyi di jantung negeri
Bukankah Soekarno bilang tanpa kami Indonesia tak jadi apa-apa
Seribu ton kopra yang kami bawa ke istana dimana kini harganya?

Maka demi asin lautan yang mengeritingkan rambut kami
Sumpah Pattimura muda telah kami ikrarkan di seluruh pelosok negeri
Biar peluru menembus kulit kami tetap menerjang
Meminta keadilan sebagai harga atas nasib anak negeri


10 September 2008

Imam Bonjol bukan pahlawan



Tuanku Imam Bonjol (Sebenarnya) BUKAN Pahlawan?

Dua hari lalu, saya dapat info ini, petisi mencabut gelar pahlawan Tuanku Imam Bonjol. Aku copy paste dari situsnya. Ataukah pernyataan - pernyataan ini hanya olok – olokan semata?

Petisi ini mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk membatalkan pengangkatan Tuanku Imam Bonjol sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan, dan meluruskan sejarah Kerajaan Islam Minangkabau Pagarruyung, sejarah tanah Sumatra, dan sejarah Republik Indonesia.

Tuanku Imam Bonjol berkhianat pada Kerajaan Islam Minangkabau Pagarruyung, membantai keluarga kerajaan, memimpin invasi ke Tanah Batak yang menewaskan lebih satu juta jiwa, menyerang Kerajaan Batak Bakkara dan menewaskan Sisingamangaraja X, bertanggung-jawab atas masuknya Kerajaan Belanda di tanah Sumatera Utara dan Minangkabau.

Latar Belakang:

Tuanku Imam Bonjol, alias Muhammad Shahab, alias Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin, lahir 1722 di Kerajaan Islam Minangkabau Pagarruyung, meninggal di Pineleng, Minahasa, 6 November 1864.
Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 Nopember 1973.

Pada kenyataannya ditemukan fakta-fakta berikut:

1. Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu panglima utama Gerakan Wahabbi Paderi (1801 – 1838) dibawah Tuanku Nan Renceh, dan kemudian menjadi pimpinan Gerakan Wahabbi Paderi. Gerakan ini memiliki aliran yang sama dengan Taliban dan Al-Qaeda, yaitu Wahabbi ekstrim.

2. Gerakan Wahabbi Paderi melakukan pemberontakan bersenjata (1803 – 1838) pada Kerajaan Islam Minangkabau Pagarruyung, dan melakukan pembantaian kejam atas Sultan Arifin Muning Alam Syah beserta keluarga dan pembesar Kerajaan dalam perundingan damai pada 1908 di Tanah Datar.

3. Gerakan Wahabbi Paderi memaksa Pemerintah Kerajaan Minangkabau di pembuangan, dibawah Sultan Alam Bagagarsyah (lolos dari pembantaian Paderi 1908) untuk melibatkan Kerajaan Belanda, yang berujung pada aneksasi Minangkabau kedalam Hindia Belanda (10 Februari 1821).

4. Tuanku Imam Bonjol memperoleh kewenangan dari Tuanku Nan Renceh untuk memimpin Benteng Bonjol (1808) atas jasanya dalam serangan ke pusat Kerajaan Islam Minangkabau Pagarruyung di Tanah Datar. Tuanku Imam Bonjol mendapat mandat untuk menyerang dan menguasai wilayah Utara Minangkabau.

5. Tuanku Imam Bonjol adalah pimpinan Gerakan Wahabbi Paderi yang melakukan invasi ke Tanah Batak (1815 - 1820).

6. Invasi ke Tanah Batak menewaskan jutaan orang akibat perang, penjarahan, kelaparan, dan wabah kolera yang timbul sebagai dampak invasi. Invasi diwarnai penjarahan, penculikan, pemerkosaan, perbudakan, dan pembantaian. Invasi menewaskan Sisingamangaraja X, Raja Bakkara (1819), melemahkan kerajaan tersebut dalam perang di kemudian hari melawan invasi Kerajaan Belanda.

Maaf, apabila ada yang tersinggung atas laporan ini. Saya menulis Artikel ini apa adanya ( asli, tanpa ada perubahan sama sekali ). Saya memilih topik ini bukan bermaksud menghina melainkan karena topik ini menarik untuk dibaca.

Beauty of Math



1 x 8 + 1 = 9

12 x 8 + 2 = 98

123 x 8 + 3 = 987

1234 x 8 + 4 = 9876

12345 x 8 + 5 = 98765

123456 x 8 + 6 = 987654

1234567 x 8 + 7 = 9876543

12345678 x 8 + 8 = 98765432

123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11

12 x 9 + 3 = 111

123 x 9 + 4 = 1111

1234 x 9 + 5 = 11111

12345 x 9 + 6 = 111111

123456 x 9 + 7 = 1111111

1234567 x 9 + 8 = 11111111

12345678 x 9 + 9 = 111111111

123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88

98 x 9 + 6 = 888

987 x 9 + 5 = 8888

9876 x 9 + 4 = 88888

98765 x 9 + 3 = 888888

987654 x 9 + 2 = 8888888

9876543 x 9 + 1 = 88888888

98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant, isn't it?

And look at this symmetry:

1 x 1 = 1

11 x 11 = 121

111 x 111 = 12321

1111 x 1111 = 1234321

11111 x 11111 = 123454321

111111 x 111111 = 12345654321

1111111 x 1111111 = 1234567654321

11111111 x 11111111 = 123456787654321

111111111 x 111111111=123456789 87654321

Now, take a look at this... 101%

From a strictly mathematical viewpoint:

What Equals 100%?

What does it mean to give MORE than 100%?

Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?


We have all been in situations where someone wants you to GIVE OVER 100%.

How about ACHIEVING 101%?

What equals 100% in life?

Here's a little mathematical formula that might help answer these questions:

If:

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Is represented as:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.

If:

H-A-R-D-W-O- R- K

8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%

And:

K- N -O-W-L-E-D-G- E

11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%

But:

A-T-T-I-T-U- D-E

1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%

THEN , look how far the love of God will take you:

L-O-V-E-O-F- G-O-D

12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%

Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will get you there,

It's the Love of God that will put you over the top!

Have your success and Allahu Akbar!!!

By Maghfira Ramadhani member of Saintika Club